Hasil mutasi dari varian covid-19, kini menjadi perhatian serius oleh seluruh ilmuan di dunia bahkan World Health Organization (WHO). Varian terbaru yaitu Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dan di klaim 4,2 kali lebih mudah menular dibandingkan varian delta dan menjadi dalang dari lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara.
Varian Omicron atau B.1.1.529 ini diketahui teridentifikasi pertama di Afrika Selatan dan di laporkan ke WHO pada 24 November 2021. Tetapi, fakta terbaru menjelaskan bahwa varian Omicron pertama muncul di Belanda. Pemerintah Belanda mengumumkan informasi bahwa kasus Omicron terdeteksi sebelum dua penerbangan tiba dari Afrika Selatan. Artinya, Omicron sudah ada di Belanda sebelum kasus kedatangan penumpang dari Afrika Selatan.
“Keputusan ini didasarkan pada bukti yang diberikan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya, misalnya, seberapa mudah menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya,” demikian penjelasan WHO dikutip dari website covid19.go.id.
TAG-VE merujuk pada The Advice of WHO’s Technical Advisory Group on Virus Evolution atau Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus. WHO menjelaskan saat ini para peneliti di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami seluk beluk varian Omicron.
"Sedikitnya ada 14 orang dalam penerbangan dari Johannesburg dan Capetown tiba di bandara Schipol Amsterdam pada 26 November dengan membawa varian baru yaitu Omicron," terang the National Institute for Public Health (RIVM) dalam keterangan resmi, dikutip MNC Portal, Rabu (1/12/2021).
Seorang dokter asal Afrika Selatan menyebut bahwa gejala Covid-19 varian Omicron ini sangat berbeda dengan varian delta. Pada varian sebelumnya kebanyakan mengeluhkan batuk, tetapi pasien yang terpapar varian Omicron rupanya memiliki tiga ciri atau gejala khas yaitu sakit kepala, nyeri tubuh, dan sedikit sakit tenggorokan.
Sejauh ini di Afrika Selatan, sebagian besar yang terkena adalah anak muda dan gejalanya ringan.
0 Comments: